You deserve happiness

Saturday, April 25, 2020

Hal-hal yang tidak diungkapkan media di Indonesia tentang konflik Israel dan Palestina

  1. Bahwa bangsa Yahudi merupakan salah satu suku bangsa pertama yang membangun kota Yerusalem dan sekaligus mendirikan kerajaan Israel jauh sebelum intrusi bangsa Arab ke wilayah tersebut. Yahudi mendirikan kerajaan Israel yang menurut catatan merupakan lebih dulu ada.
  2. Kerajaan Israel dan kerajaan-kerajaan lain di pesisir Mediterania timur selalu mendapat serangan dari bangsa Filistin. Bangsa Filistin adalah bangsa laut yang berasal dari utara (people of the sea). Mereka merampok dan menjarah kota-kota pesisir Mediterania timur. Diperkirakan berasal dari Crete.
  3. Kerajaan Mesir kuno yang sudah lelah dengan sifat merampok dan menjarah bangsa Filistin kemudian memberikan sebagian wilayahnya yang berbatasan dengan Kerajaan Israel sebagai upaya damai supaya mereka tidak menjarah lagi.
  4. Sifat menjarah bangsa Filistin tidak hilang dan malah kemudian mulai berkonflik dengan tetangganya, Kerajaan Israel. Cerita David vs Goliath merupakan salah satu yang menceritakan bagaimana konflik Filistin vs Israel. Pada akhirnya, Filistin berhasil dikalahkan dan wilayahnya di absorb oleh Israel.
  5. Ketika Imperium Romawi menguasai wilayah Judea (bekas Kerajaan Israel kuno), terjadi pemberontakan orang-orang Yahudi yang disebut Bar Kokhba Revolt. Oleh kaisar Roma pada saat itu (Emperor Hadrian) kemudian memutuskan untuk memberantas pemberontakan tersebut dan berakibat pada hancurnya sebagian bait Herodes (bait kedua, bait pertama hancur oleh Babylonia) dan terusirnya orang-orang Yahudi dari Jerusalem. Roma kemudian memutuskan untuk menghapus jejak sejarah orang-orang Yahudi terhadap tanah asalnya agar supaya tidak terjadi pemberontakan lagi di kemudian hari. Caranya? Dengan mengganti nama Judea menjadi Philistina, berasal dari kata Filistin yang merupakan musuh utama Kerajaan Israel. Ini dimaksudkan untuk selain menghapus jejak historis bangsa Yahudi atas tanah Judea, juga untuk menghukum sekaligus mempermalukan mereka karena wilayah dimana mereka berdiri dinamai nama musuh utama Kerajaan Israel Kuno. Provinsi Philistina kemudian digabung dengan Provinsi Syria sehingga menjadi Provinsi Syria-Philistina/Palestine (Sumber : Palestine
  1. )
  2. Penamaan wilayah Philistina (Palestine) ini tidak pernah berganti sejak pertama kali dicetuskan oleh Romawi hingga ketika berakhirnya kekuasaan Ottoman (Turki Ustmani) setelah kalah dalam PD 1. Dalam arsip Ottoman, wilayah tersebut juga dinamakan provinsi Syria-Palestine, membentang dari koridor Gaza + Israel + Tepi Barat, Lebanon, dan Syria. Sejak dinamai Philistin, berbagai macam bangsa/kerajaan yang menguasai tanah tersebut selalu menamai wilayah tersebut sebagai Philistine.
  3. Setelah Turki Ustmani kalah dalam PD 1, wilayah Syria-Palestina dikuasai oleh Inggris. Berdasarkan perjanjian Skyes-Picot, Inggris mendapat Palestina (Palestina hari ini, Israel, dan Jordania), Arab Saudi, dan Iraq. Perancis mendapat Lebanon dan Syria.
  4. Inggris bermaksud menjadikan wilayah Palestina + Jordania sebagai wilayah negara Yahudi. Hal ini tertuang dalam Mandate of Palestine.
9. Pemimpin-pemimpin suku arab waktu itu menolak keras wilayah sebesar itu dijadikan negara Yahudi yang hanya minoritas. Mereka mendesak agar wilayah khusus untuk bangsa Arab dipisah dengan wilayah yang khusus Yahudi. Maka kemudian wilayah Mandate of Palestine dipisah menjadi 2 : Palestina untuk orang Yahudi dan Jordania untuk orang Arab. Peristiwa ini dikenal sebagai Partisi Pertama.
10. Dari sini kita ketahui Palestina emang dimaksudkan untuk dijadikan sebagai Negara Yahudi sebelum kemudian berganti nama jadi Israel.
11. Meskipun sudah dipartisi, orang-orang Arab yang tinggal di wilayah Palestina tidak mau wilayahnya menjadi Negara Yahudi. Kedua kelompok juga sering melakukan konflik sipil. Hal ini terus berlangsung hingga sebelum PD 2.
12. Ketika PD 2 berlangsung, NAZI Jerman melakukan kontak dengan pemimpin Muslim Palestina. Keduanya sepakat untuk membentuk brigade yang bertujuan mengusir Inggris dan orang-orang Yahudi dari Palestina dan mencegah berdirinya Negara Yahudi.
13. Ketika PD 2 berakhir, eksodus orang-orang Yahudi dari Eropa semakin tak terkendali, terlebih setelah kabar akan dibentuk Negara Yahudi di Palestina yang merupakan wilayah historis mereka. Orang-orang Yahudi yang udah lelah dengan diskriminasi yang dilakukan oleh orang-orang Kristen tanpa ba bi bu be bo langsung tancap gas eksodus ke Palestina. Rombongan eksodus yang terbesar berasal dari negara-negara Eropa Timur.
14. Memasuki tahun 1946–47, konflik antara orang Arab dan Yahudi di Palestina semakin intens. Inggris kemudian menyerahkan mandate of palestine kepada PBB yang waktu itu baru dibentuk. PBB kemudian mengeluarkan resolusi 1947 yang mempartisi lagi wilayah Palestina. Resolusi ini disebut sebagai Partisi Kedua. Dalam resolusi kedua ini, wilayah Jerusalem berada dibawah rezim Internasional sebagai solusi agar tempat suci kedua agama terjaga.
15. Meskipun sudah mendapat wilayah yang lebih besar, orang-orang Arab tetap tidak menyetujui wilayah partisi tersebut. Dilain pihak, orang-orang Yahudi menerima resolusi tersebut meskipun wilayah partisi jauh lebih kecil dibanding wilayah yang diperuntukkan bagi orang-orang Arab. Maunya semua Palestina berada dibawah kuasa orang-orang Arab. Orang - orang Yahudi yang sudah tidak sabar kemudian pada tahun 1948 mendirikan dan menamai wilayah partisi mereka sebagai Israel. Kemerdekaan Israel dilanjutkan esoknya dengan perang Arab-Israel Pertama.
16. Perang Arab-Israel pertama berlangsung selama 1 tahun. Hasil akhirnya Israel menang dengan dikuasainya wilayah yang lebih luas.
Ket :
  • Hijau bagian Gaza dikuasai Mesir. Hijau bagian Tepi Barat dikuasai Yordania
  • Merah dikuasai oleh Israel. Biru merupakan wilayah Israel menurut Resolusi 1947.
17. Ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaanya tahun 1948, saat itu belum ada deklarasi kemerdekaan yang dilakukan orang-orang Arab atas wilayah partisi menurut Resolusi PBB 1947. Meskipun waktu itu ada pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Palestina tapi secara de facto dan de jure, negara Palestina belum ada sama sekali. Pihak yang mengakui kemerdekaan Indonesia saat itu pun tidak mewakili otoritas resmi Palestina (ya negaranya aja belum berdiri). Jadi bisa dibilang, pihak yang menyatakan pengakuan kemerdekaan Indonesia saat itu merupakan perwakilan orang-orang Arab yang menduduki wilayah Partisi menurut resolusi PBB 1947 yang diperuntukan bagi mereka.
18. Ketika peristiwa Nakba terjadi (yaitu terusirnya orang-orang Arab dari Israel), hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Yahudi yang terpaksa mengungsi ke Israel dari negara-negara Arab karena persekusi sebagai akibat berdirinya Israel. Jumlahnya sendiri tidak diketahui namun peristiwa Nakba Yahudi ini berlangsung secara gradual tidak spontan. Populasi Yahudi di negara-negara Arab saat ini sangat sedikit dan bahkan di beberapa negara ada yang tidak ada sama sekali. Lalu kenapa Yahudi di Iran tidak mengungsi juga? Pada saat itu, Iran (sebelum revolusi yang menumbangkan Shah Iran) tidak memiliki sentimen negatif terhadap Israel meskipun pada awalnya menolak Partition Plan PBB (Resolusi 1947). Kedua negara memiliki hubungan diplomatik dan kerjasama di beberapa bidang. Komunitas Yahudi berkembang di Iran dibawah rezim Shah Pahlevi dan terus berkembang sampai saat ini dibawah rezim Mullah yang meskipun telah memutuskan hubungan diplomatik.
19. Palestina sendiri baru memiliki otoritas resmi pada tahun 1988 yang dimana tahun tersebut merupakan tahun kemerdekaan Palestina dengan Yaser Arafat sebagai Presiden Pertama. Pada tahun tersebut, nama Palestina secara resmi dianggap sebagai sebuah negara yang memiliki kedudukan yang setara dengan negara lainnya termasuk Israel. Maka dalam hal ini Palestina telah memenuhi syarat sebagai negara yaitu : punya penduduk, wilayah, dan pemerintahan sendiri (de facto) dan juga telah diakui oleh negara-negara (de jure). Sebelum tahun 1988, tidak ada nama negara Palestina sama sekali.
Sekian dan Terimakasih.

No comments:

Post a Comment